Sunday, April 13

MEMBONGKAR KESESATAN SUFI, TAREKAT, DAN TASAWUF : ABAD III H SUFI MULAI BERANI, SEMUA TOKOHNYA DARI PARSI

Tampaknya, Imam Ahmad bin Hanbal radhiyallahu`anhu mengucapkan perkataan tersebut pada awal abad ketiga Hijriyah. Namun  sebelum abad  ketiga  berakhir, tasawuf telah muncul dalam  hakikat  yang sebenarnya,  kemudian tersebar luas di tengah-tengah  umat,  dan kaum sufi telah berani mengatakan sesuatu yang sebelumnya  mereka sembunyikan.

Jika kita meneliti gerakan sufisme sejak awal  perkembangannya hingga kemunculan secara terang-terangan, kita akan mengetahui­ bahwa  seluruh tokoh pemikiran sufi pada abad ketiga dan  keempat Hijriyah berasal dari Parsi (kini namanya Iran, dulu pusat  agama Majusi,  kemusyrikan yang menyembah api, kemudian  menjadi  pusat Agama Syi’ah), tidak ada yang berasal dari Arab.

Sesungguhnya tasawuf mencapai puncaknya, dari segi aqidah  dan hukum, pada akhir abad ketiga Hijriyah, yaitu tatakla Husain  bin Manshur Al-Hallaj berani menyatakan keyakinannya di depan pengua­sa,  yakni  dia menyatakan bahwa Allah menyatu  dengan  dirinya, sehingga  para ulama yang semasa dengannya menyatakan  bahwa  dia telah kafir dan harus dibunuh.

Pada tahun 309H/ 922M ekskusi (hukuman bunuh) terhadap  Husain bin  Manshur Al-Hallaj dilaksanakan. Meskipun demikian,  sufisme tetap  menyebar  di negeri Parsi, bahkan kemudian  berkembang  di Irak.

No comments :

Post a Comment