Sesungguhnya kebangkitan Islam sudah mulai tampak pada akhir
abad ketujuh dan awal abad kedelapan Hijriyah, yaitu tatkala Imam Mujahid Ahmad
bin Abdul-Hakim Ibnu Taimiyyah (1263-1328M) memerangi seluruh aqidah yang
menyimpang melalui pena dan lisannya, di antara yang diperangi adalah aqidah
kaum Sufi.
Setelah itu, perjuangan beliau dilanjutkan oleh
murid-muridnya, seperti Ibnul-Qayyim (Damaskus 1292-1350M), Ibnu-Katsir (wafat
774H), Al-Hafizh Adz-Dzahabi, dan Ibnu Abdil-Hadi.
Meskipun mendapat
serangan, tasawuf, dan aqidah-aqidah
batil terus mengakar, hingga berhasil menguasai umat. Namun, pada abad kedua belas hijriyah Allah mempersiapkan
Imam Muhammad bin Abdul-Wahhab untuk umat Islam. Ia mempelajari buku-buku
Syaikh Ibnu Taimiyyah, kemudian bangkit memberantas dan memerangi kebatilan.
Dengan sebab upaya beliau, Allah
merealisasikan kemunculan kebangkitan
Islam baru.
Da`wah Muhammad bin Abdul-Wahhab disambut oleh
orang-orang mukhlis di seluruh
penjuru dunia Islam. Namun, daulah sufisme tetap
memiliki kekuatan di berbagai wilayah dunia
Islam, dan simbol-simbol tasawuf
masih tetap ada. Simbol-simbol tasawuf yang dimaksudkan adalah kuburan-kuburan,
syaikh-syaikh atau guru-guru sesat, dan
aqidah-aqidah yang rusak dan batil
(lihat: Al-Fikrush-Shufi fi Dhau`il-Kitab was Sunnah,oleh Abdur-Rahman
Abdul-Khaliq, halaman 49-53, dikutip Laila binti Abdillah dalam As-Shufiyyah
`Aqidah wa Ahdaf, Darul Wathan Riyad, I, 1410H, hal 13-17).
No comments :
Post a Comment